Adalah sangat baik jika kita memperbanyak doa, sebab memperbanyak doa
adalah merupakan salah satu perintah Allah sebagaimana firman-Nya :
وَقَالَ رَبّكُـمْ ادْعُونِيَ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنّ الّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman : "
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [QS. Al-Mukmin : 60].
Banyak orang yang berdoa melakukan perbuatan yang menyebabkan doa mereka
ditolak dan tidak dikabulkan, karena kebodohan mereka tentang
syarat-syarat doa, padahal apabila tidak terpenuhi salah satu syarat
tersebut, maka doa tersebut tidak dikabulkan
Syarat agar doa di kabulkan.
1. Ikhlas
Sebagaimana firman Allah.
"
Artinya : Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya". [Ghafir : 14]
Ibnu Katsir mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan berdoa
hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik dalam cara
dan madzhab mereka.[Tafsir Ibnu Katsir 4/73]
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa dia berkata bahwasanya Ar-Rabii' datang
kepada 'Alqamah pada hari Jum'at dan jika saya tidak ada dia memberikan
kabar kepada saya, lalu 'Alqamah bertemu dengan saya dan berkata :
Bagaimana pendapatmu tentang apa yang dibawa oleh Rabii'.? Dia menjawab :
"Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan ? Karena Allah
tidak menerima doa kecuali yang ikhlas". Saya berkata : Bukankah itu
telah dikatakannya ? Dia berkata : Abdullah mengatakan bahwa Allah tidak
mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum'ah, riya' dan main-main
tetapi Allah menerima orang yang berdoa dengan ikhlas dari lubuk
hatinya". [Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad 2/65 No. 606. Dishahihkan
sanadnya oleh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad No. 473. Nakhilah
maksudnya adalah iikhlas, Masma' adalah orang yang beramal untuk dipuji
atau tenar].
2. Tidak beribadah dan tidak berdoa kecuali kepada Allah.
Jika seseorang menujukan sebagian ibadah kepada selain Allah baik kepada
para Nabi atau para wali seperti mengajukan permohonan kepada mereka,
maka doanya tidak terkabulkan dan nanti di akhirat termasuk orang-orang
yang merugi serta kekal di dalam Neraka Jahim bila dia meninggal sebelum
bertaubat.
3 & 4. Tidak Berdoa Untuk Sesuatu Dosa Atau Memutuskan Silaturrahmi
Dari Abu Said bahwasanya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"
Artinya : Apabila seorang muslim berdoa dan tidak memohon suatu yang
berdosa atau pemutusan kerabat kecuali akan diakabulkan oleh Allah
salah satu dari tiga ; Akan dikabulkan doanya atau ditunda untuk
simpanan di akhirat atau menghilangkan daripadanya keburukan yang
semisalnya".[Musnad Ahmad 3/18. Imam Al-Mundziri mengatakannya Jayyid (bagus) Targhib 2/47].
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud "tidak berdoa untuk
suatu yang berdosa" artinya berdoa untuk kemaksiatan suatu contoh : "Ya
Allah takdirkan aku untuk bisa membunuh si fulan", sementara si fulan
itu tidak berhak dibunuh atau "Ya Allah berilah aku rizki untuk bisa
minum khamer" atau "Ya Allah pertemukanlah aku dengan seorang wanita
untuk berzina". Atau berdoa untuk memutuskan silaturrahmi suatu contoh :
"Ya Allah jauhkanlah aku dari bapak dan ibuku serta saudaraku" atau doa
semisalnya. Doa tersebut pengkhususan terhadap yang umum. Imam Al-Jazri
berkata bahwa memutuskan silaturahmi bisa berupa tidak saling menyapa,
saling menghalangi dan tidak berbuat baik dengan semua kerabat dan
keluarga.
5. Hendaknya Makanan Dan Pakaian Dari Yang Halal Dan Bagus(baik)
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan :
"
Artinya : Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama
bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa :
Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana
doanya bisa terkabulkan.?" [Shahih Muslim, kitab Zakat bab Qabulus Sadaqah 3/85-86].
Imam An-Nawawi berkata bahwa yang dimaksud lama bepergian dalam rangka
beribadah kepada Allah seperti haji, ziarah, bersilaturrahmi dan yang
lainnya.
Pada zaman sekarang ini berapa banyak orang yang mengkonsumsi makanan,
minuman dan pakaian yang haram baik dari harta riba, perjudian atau
harta suap yang yang lainnya. [Syarh Shahih Muslim 7/100].
Ahli Syair berkata.
"Kita berdoa dan menyangka doa terangkat padahal dosa menghadangnya lalu
doa tersebut kembali. Bagaimana doa kita bisa sampai sementara dosa
kita menghadang di jalannya". [Al-Azhiyah dalam Ahkamil Ad'iyah hal.
141].
6. Tidak Tergesa-gesa Dalam Menunggu Terkabulnya Doa
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.
"
Artinya : Akan dikabulkan permintaan seseorang di antara kamu,
selagi tidak tergesa-gesa, yaitu mengatakan : Saya telah berdoa tetapi
belum dikabulkan". [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/153. Shahih Muslim, kitab Do'a wa Dzikir
8/87]
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : Yang dimaksud dengan sabda Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam
: "Saya berdoa tetapi tidak dikabulkan", Ibnu Baththaal berkata bahwa
seseorang bosan berdoa lalu meninggalkannya, seakan-akan
mengungkit-ungkit dalam doanya atau mungkin dia berdoa dengan baik
sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap bakhil dalam doanya dan
menyangka Alllah tidak mampu mengabulkan doanya, padahal Dia dzat Yang
Maha Mengabulkan doa dan tidak pernah habis pemberian-Nya. [Fathul Bari
11/145].
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa Imam Al-Madzhari berkata :
Barangsiapa yang bosan dalam berdoa, maka doanya tidak terkabulkan sebab
doa adalah ibadah baik dikabulkan atau tidak, seharusnya seseorang
tidak boleh bosan beribadah. Tertundanya permohonan boleh jadi belum
waktunya doa tersebut dikabulkan karena segala sesuatu telah ditetapkan
waktu terjadinya, sehingga segala sesuatu yang belum waktunya tidak akan
mungkin terjadi, atau boleh jadi permohonan tersebut tidak terkabulkan
dengan tujuan Allah mengganti doa tersebut dengan pahala, atau boleh
jadi doa tersebut tertunda pengabulannya agar orang tersebut rajin
berdoa sebab Allah sangat senang terhadap orang yang rajin berdoa karena
doa memperlihatkan sikap rendah diri, menyerah dan merasa membutuhkan
Allah. Orang sering mengetuk pintu akan segera dibukakan pintu dan
begitu pula orang yang sering berdoa akan segera dikabulkan doanya. Maka
seharusnya setiap kaum Muslimin tidak boleh meninggalkan berdoa.
[Mir'atul Mafatih 7/349].
Syubhat.
Allah berfirman.
"Artinya :
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (Ghafir : 60).
Banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan, kalau seandainya ayat
tersebut sesuai dengan zhahirnya pasti tidak mungkin doa tersebut
ditolak.
Hafizh Ibnu Hajar menjawab bahwa setiap orang yang berdoa pasti
terkabulkan tetapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda,
terkadang apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan
sesuatu pemberian lain, sebagaimana hadits dari 'Ubadah bin Shamit
bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya :
Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu
permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan
daripadanya keburukan yang semisalnya". [Fathul Bari 11/98].
7 & 8 Hendaknya Berdoa Dengan Hati Yang Khusyu' Dan Yakin Bahwa Doanya Pasti Akan Dikabulkan
Dari Abdullah bin Amr bahwasanya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"
Artinya : Hati itu laksana wadah dan sebahagian wadah ada yang lebih
besar dari yang lainnya, maka apabila kalian memohon kepada Allah, maka
mohonlah kepada-Nya sedangkan kamu merasa yakin akan dikabulkan karena
sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai". [Musnad Ahmad 2/177, Mundziri dalam kitab Targhib 2/478, Al-Haitsami dalam Majma Zawaid 10/148]
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi : "
dan kalian yakin akan dikabulkan", adalah pengharusan artinya berdoalah
sementara kalian bersikap dengan sifat yang menjadi penyebab
terkabulnya doa. Imam Al-Madzhari berkata bahwa hendaknya orang yang
bedoa merasa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya sebab sebuah doa
tertolak mungkin disebabkan yang diminta tidak mampu mengabulkan atau
tidak ada sifat dermawan atau tidak mendengar terhadap doa tersebut,
sementara kesemuanya sangat tidak layak menjadi sifat Allah. Allah
adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Maha Tahu dan Maha Kuasa yang tidak
menghalangi doa hamba-Nya. Jika seorang hamba tahu bahwa Allah tidak
mungkin menghalangi doa hamba-Nya, maka seharusnya kita berdoa kepada
Allah dan merasa yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah.
Seandainya ada orang yang mengatakan bahwa kita dianjurkan agar kita
selalu yakin bahwa doa kita akan terkabulkan dan keyakinan itu akan
muncul jika doa pasti dikabulkan, sementara kita melihat sebagian orang
terkabul doanya dan sebagian yang lainnya tidak terkabulkan, bagaimana
kita bisa yakin ?
Jawab.
Orang yang berdoa pasti terkabulkan dan pemintaannya pasti diberikan
kecuali bila dalam catatan azali Allah doa tersebut tidak mungkin
dikabulkan akan tetapi dia akan dihindarkan oleh Allah dari musibah
semisalnya dengan permohonan yang dia minta sebagaimana yang telah
disebutkan dalam hadits. Atau diberi ganti yang berupa pahala dan
derajat di akhirat. Karena doa adalah ibadah dan barangsiapa yang
beribadah dengan baik, maka tidak mungkin akan dihalangi dari pahala.
Yang dimaksud dengan sabda Nabi : "dari hati yang lalai" adalah hati
yang berpaling dari Allah atau berpaling dari yang dimintanya. [Mir'atul
Mafatih 7/360-361].
Faktor penghalang terkabulnya doa
Namun jika kita merasa bahwa doa kita belum terkabulkan, maka kita tidak
boleh putus asa. Kita harus ber-husnudhan pada Allah ta’ala dengan
terus introspeksi terhadap diri kita sendiri. Ketika berdoa, kita harus
memperhatikan adab-adab berdoa, diantaranya : ikhlash, sungguh-sungguh,
khusyuk, penuh kerendahan, dan yakin bahwa doa kita pasti akan
dikabulkan (sebagaimana firman Allah di atas). Awalilah doa kita dengan
sanjungan kepada Allah ta’ala dan shalawat kepada Nabi-Nya
shallallaahu ’alaihi wasallam. Bisa jadi doa kita terhalang karena beberapa faktor, diantaranya :
1. Makan dan minum dari yang haram, mengkonsumsi barang haram berupa makanan, minuman, pakaian, dan hasil usaha yang haram.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ
اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً إِنِّي بِمَا
تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ
يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء
يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
؟
“
Wahai manusia, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak
menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada
para Rasul. Allah ta’ala berfirman : “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari
makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih” (QS. Al-Mu’minuun : 51). Dan Allah berfirman : “
Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi
shallallaahu
‘alaihi wa sallam menceritakan seorang laki-laki yang melakukan
perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb..ya Rabb…”, sedangkan
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi
dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015].
2. Minta cepat terkabul doa yang akhirnya meninggalkan doa.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ
“
Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak
buru-buru,(dimana) ia berkata : ”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan
doaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735].
لا يَزَالُ
يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ
مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسوْلَ اللهِ مَا اْلاِسْتِعْجَالُ
قَالَ يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيْبُ
لِيْ فَيَسْتحْسِرَ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
“
Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa
untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak
meminta dengan tergesa-gesa (isti’jal)”. Ada yang bertanya : “Ya
Rasulullah, apa itu isti’jal ?”. Jawab beliau : “Jika seseorang berkata :
‘Aku sudah berdoa, memohon kepada Allah, tetapi Dia belum mengabulkan
doaku’. Lalu ia merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan doanya
tersebut” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735].
3. Melakukan maksiat dan apa yang diharamkan Allah.
Seorang penyair berkata : “Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya
doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”.
4. Meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh Allah.
Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَالَّذِيْ
نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلْتَنْهَوُنَّ عَنِ
اْلمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً
مِنْهُ ثُمَ تَدْعُوْنَهُ فَلا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“
Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang
ma’ruf dan mencegah kemungkaran atau (kalau tidak kalian lakukan) maka
pasti Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa
kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
no. 2169, Al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah 14/3453, dan Ahmad no. 23360.
At-Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan”].
5. Berdoa yang isinya mengandung perbuatan dosa atau memutuskan silaturahim.
6. Tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa.
Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا دَعَوْتُمُ
اللهَ فَاعْزِمُوْا فِي الدُّعَاءِ وَلا يَقُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ إِنْ
شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنْ اللهَ لا مُسْتَكْرِهَ لَهُ
“
Apabila seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah,
janganlah ia mengucapkan : ‘Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau
kehendaki, sayangilah aku jika Engkau kehendaki, dan berilah rizki jika
engkau kehendaki ‘. Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam
berdoa. Sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan
tidak ada yang memaksa-Nya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7026].
7. Tidak khusyu’, lalai, dan terkuasai hawa nafsu.
Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ
“
Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah
bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan
tidak khusyu’ “ [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan lighairihi].
Kalaupun misalnya Allah ta’ala belum mentaqdirkan doa kita terwujud,
kita harus sabar dan ridla bahwasannya Allah ta’ala mempunyai hikmah
yang sangat besar. Allah ta’ala sangat sayang terhadap hamba-Nya dan
seorang hamba tidak tahu tentang akibat urusannya. Terkadang seseorang
mengharapkan sesuatu, padahal itu jelek buat dia. Sebaliknya, seseorang
membenci sesuatu, padahal itu baik buat dia.
Wallaahu a’lam.
Ibnul
Qayyim berkata, "Doa dan ta'awudz (mohon perlindungan) ibarat senjata.
Kehebatan senjata bergantung kepada pemakainya, bukan hanya dari ketajamannya
saja, apabila senjata telah sempurna tidak ada cacatnya, lengan yang
menggunakannya kuat, dan penghalang tidak ada, niscaya dapat membinasakan
musuh.
Jika kurang salah satu dari tiga perkara ini, maka pengaruhnya
tidak akan ada. Demikian pula apabila isi doa tidak baik, atau orang yang
berdoa tidak menggabungkan antara hati dan lisannya, atau adanya penghalang
bagi terkabulnya doa, maka doa tidak akan berhasil (al-Jawabul Kafi, hal.36)
Oleh karenanya, penuhilah syarat-syarat doa dan singkirkan atau hindarilah
hal-hal yang akan menghalangi terkabulnya doa.